Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan. Dengan adanya pertumbuhan aspek-aspek kehidupan tersebut, maka bertambahlah sistem mata pencaharian hidup dari yang homogen menjadi kompleks. Berbeda dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan untuk memanfaatkan dan mengembangkan akal budinya. Pemanfaatan dan pengembangan akal budi terungkap pada kebudayaan rokhaniah dan kebendaan. Akibatnya, perkembangan tersebut mengubah cara fikir manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah ekonomi umunnya dan masalah penduduk khususnya. Dengan bertambahnya penduduk berarti harus pula menambah persediaan bahan makanan, perumahan, kesempatan, jumlah gedung sekolah, dan sebagainnya. Jika pertumbuhan penduduk tidak dapat diimbangi maka akan timbul suatu masalah, yaitu misalnya akan bertambah tingginya angka pengganguran, meningkatnya angka kemiskinan, dan banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung dan serta meningkatnya angka kejahatan atau kriminalitas di negara tersebut.
Penambahan atau pertambahan penduduk disuatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor demografi seperti kematian (mortalitas), kelahiran (fertilitas), dan migrasi.Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan dan biasanya perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk. Tingkat kematian dibagi dua jenis yaitu tingkat kematian kasar (crude death rate/CDR) dan tingkat kematian khusus (age specific death rate).
Pengukuran kelahiran hidup (fertilisasi) dalam pengukuran mortalitas tidak sederhana. Karena hal tersebut disebabkan adanya alasan yaitu sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi yang meninggal setelah beberapa saat dilahirkan. Tetapi wanita mempunyai kemungkinan melahirkan dari seorang anak (tetapi meninggal hanya sekali), dan semakin tua umur wanita tidaklah berarti bahwa kemungkinan mempunyai anak makin menurun dan didalam pengukuran fertilisasi akan melibatkan satu orang saja, dan ada dua istilah asing yang kedua-duanya diterjemahkan sebagai kesuburan yaitu: 1.Facundity yang berarti sebagai kemampuan biologis wanita untuk mempunyai anak dan yg ke-2 adalah fertility yang berarti jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok wanita.
Migrasi adalah merupakan akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan dan menimbulkan keterbatasan sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. Faktor-faktor seseorang melakukan migrasi yaitu antara lain karena persediaan SDA, lingkungan sosial budaya, potensi ekonomi, dan alat masa depan yang terbatas. Dengan adanya intervening obtacles (rintangan antara) maka timbul dua proses migrasi, yaitu migrasi bertahap dan migrasi langsung. Secara garis besar kemampakan migrasi di Indonesia dibagi menjadi dua, yaitu urbanisasi dan transmigrasi. Akibat migrasi yaitu: Urbanisasi, Migrasi Interegional, Migrasi Antar Negara.
Menurut John Clark pertumbuhan penduduk dikatakan cepat bila golongan umur 0-14 tahun lebih dari 40% dari golongan umur 60 tahun dan lebih sama atau kurang dari 10%. Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak-anak, dewasa dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan. Ada 3 jenis struktur penduduk: 1. Piramida Penduduk Muda, 2. Piramida Stationer dan yang ke 3. Piramida Penduduk Tua
Rasio ketergantungan ialah angka yang menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan sudah produktif kerja dengan jumlah penduduk golongan umur produktif kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen (%), batas golongan umur produktif kerja biasanya terletak antara umur 15 tahun sampai 65 tahun.
B. Kebudayaan Dan Keperibadian
Pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan di Indonesia; upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, dan memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Berdasarkan pendapat para ahli prehistori, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam: 1. Zaman Batu Tua (Palaeothikum) 2. Zaman Batu Muda (Neolithikum), dan alat batu pada zaman batu tua yaitu kapak genggam sedangkan alat batu pada zaman batu muda yaitu kapak batu. Bersamaan dengan persebaran budaya kapak-kapak itu, tersebar pula bahasa proto-austronesia (sekaligus membawa kebudayaan dongson) sebagai induk atau cikal bakal bahasa yang dikemudian hari muncul bahasa melayu. Zaman batu muda (neolithikum) benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Suatu hal yang patut dicatat tentang permulaan zaman logam ini ialah kenyataan yang jelas bahwa Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya dan zaman tersebut pada dasarnya penting sekali untuk perkembangan sejarah Indonesia selanjutnya.
Kebudayaan Hindu, Budha, dan Islam
1. Kebudayaan Hindu Budha masuk ke Indonesia pada abad ke-3 & ke-4 khususnya ke pulau jawa. Hindu yang berasal dari India langsung luwes dan mantab, sekitar abad ke-5 ajaran Budha atau Budhanisme masuk ke Indonesia khusunya ke Pulau Jawa. Kedua agama tersebut di pulau jawa tumbuh dan berkembang berdampingan sangat damai.
2. Kebudayaan Islam pada abad ke-15 dan ke-16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia oleh para pemuka-pemuka Islam yang disebut wali sanga. Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau jawa, sebenarnya Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-11. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung dalam suasana damai, hal ini disebabkan karena Islam dimasukkan ke Indonesia tidak dengan secara paksa, melaikan dengan cara baik-baik. Disamping itu disebabkan toleransi yang dimiliki bangsa kita. Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk di Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
Kebudayaan barat masuk ke Indonesia berawal ketika kaum kolonialisis atau penjajah mengedor masuk ke Indonesia terutama bangsa Belanda. Semenjak itulah kebudayaan barat menetap di Indonesia hingga sekarang ini. Berbagai penelitian Anthropology Budaya menunjukan bahwa terdapat korelasi diantara corak-corak kebudayaan dengan corak-corak kepribadian anggota-anggota masyarakat, secara garis besar. Opini umum juga menyatakan, bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cermin dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai kaum adat. Di luar itu, ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat/bangsa, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesia dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar