Selasa, 19 April 2016

BATMAN Vs SUPERMAN

Add caption
BATMAN V SUPERMAN: DAWN OF JUSTICE



SINOPSIS FILM BATMAN Vs SUPERMAN:


Film action "Batman v Superman: Dawn of Justice" bercerita tentang kekhawatir akan aksi dari superhero manusia setengah dewa, dan tak ada yang bisa menandinginya. 

suatu ketida pahlawan kota Gotham menantang superhero yang merupakan icon dan  kebanggaan kota Metropolis. 




Sementara itu di sisi lain mereka bertarung untuk menentukan siapa dan macam apa superhero yang dibutuhkan dunia untuk melindungi bumi dan umat manusia.


Saat Batman dan Superman sedang bertarung, ada sebuah teror baru akan bangkit dan mengancam bumi, di situlah keberadaaan manusia terancam oleh bahaya yang tak pernah diketahui sebelumnya. 

 

Teror diciptakan oleh Lex Luthor (Jesse Eisenberg).
 Kini Superman dan Batman harus mengesampingkan

perselisihan mereka. Bersama Wonder Woman (Gal Gadot) 

keduanya berusaha menghentikan rencana jahat Lex 

Luthordan Doomsday menghancurkan Metropolis.


Nilai Yang Terkandung Dalam Film Batman Vs Superman:


1. Jangan mudah percaya pada perkataan orang lain, 


    karena akan menimbulkan kesalah pahaman jika langsung


    dipercayai tanpa ada pengetahuan terlebih dahulu


2. Jangan pernah mengadu domba seseorang, karena akan 


    ada balasannya yang lebih kejam

Selasa, 12 April 2016

ILMU BUDAYA DASAR

ILMU BUDAYA DASAR DAN KEBUDAYAAN


 ILMU BUDAYA DASAR

Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengcrtian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah Basic Humanities yang berasal dari istilah bahasa Inggris “The Humanities’. Adapun istilah Humanities itu sendiri berasal dari bahasa Latin Humanus yang bisa diartikan manusiawi, berbudaya dan halus (fefined). Dengan mempelajari The Humanities diandaikan seseorang ‘akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Secara demikian bisa dikatakan bahwa The Humanities berkaitan dengan masalah nilai-nilai, yaitu nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar. manusia bisa menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu The Humanities di samping tidak mehinggalkan tanggung jawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri. Kendatipun demikian, Ilmu Budaya Dasar (atau Basic Humanities) sebagai satu matakuliah tidaklah identik dengan The Humanities (yang disalin ke dalam bahasa Indonesia menjadi: Pengetahuan Budaya).
Pengetahuan Budaya (The Humanities) dibatasi sebagai pe­ngetahuan yang mencakup keahlian cabang ilmu (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian ini pun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang kahlian lain, seperti seni sastra, seni tari, seni musik, seni rupa dan lain-lain. Sedang Ilmu Budaya Dasar (Basic Humanities) sebagaimana dikemukakan di atas, adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Masalah-masalah ini dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya (The Humanities), baik secara gabungan berbagai disiplin dalam pengetahuan budaya ataupun dengan menggunakan masing-masing keahlian di dalam pengetahuan budaya (The Humanities). Dengan poerkataan lain, Ilmu Budaya Dasar menggunakan pengertian-pengertian yang berasa! dari ber­bagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran dan kepekaan dalam mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.



Latar belakang Ilmu Budaya Dasar

 ilmu budaya dasar dalam konteks budaya, negara, dan masyarakat Indonesia berkaitan dengan permasalahan sebagai berikut:
1. Kenyataan bahwa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa, dan segala keanekaragaman budaya yang tercermin dalam berbagai aspek kebudayaannya, yang biasanya tidak lepas dari ikatan-ikatan (primodial) kesukuan dan kedaerahan.
2. Proses pembangunan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental manusiapun terkena pengaruhnya. Akibat lebih jauh dari pembenturan nilai budaya ini akan timbul konflik dalam kehidupan.
3. Kemajuan ilmu pengetahuan dalam teknologi menimbulkan perubahan kondisi kehidupan manusia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya, sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yang telah diciptakannya. Hal ini merupakan akibat sifat ambivalen teknologi, yang disamping memiliki segi-segi positifnya, juga memiliki segi negatif akibat dampak negatif teknologi, manusia kini menjadi resah dan gelisah.



Pembahasan Ilmu Budaya Dasar 

   
Di dalam mempelajari ilmu budaya dasar, ada dua masalah pokok yang dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan Ilmu Budaya Dasar. Kedua masalah pokok tersebut adalah :

1.    Aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya yang dapat didekati dengan menggunakan pengetahuan budaya, baik dari segi masing-masing keahlian (disiplin) di dalam pengetahuan budaya, maupun secara gabungan (antar bidangberbagai disiplin dalam pengetahuan budaya.

2.    Hakekat manusia yang satu (universal), namun banyak perbedaan- perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lainnya. Keanekaragaman tersebut terbentuk akibat adanya perbedaan ruang, tempat, waktu, proses adaptasi, keadaan sosial budaya, lingkungan alam, dimana terwujud dalam berbagai bentuk ekspresi seperti: ungkapan, pikiran, dan perasaan, tingkah laku, dan hasil kelakuan mereka.


Dari kedua masalah pokok yang dapat dikaji dalam mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tersebut di atas, nampak dengan jelas bahwa manusia menempati posisi sentral dalam pengkajian. Manusia tidak sebagai subyek akan tetapi sebagai obyek pengkajian. Bagaimana hubungan manusia dengan alam, dengan sesama manusia dan bagaimanapula hubungan manusia dengan Tuhan menjadi tema sentral dalam Ilmu Budaya Dasar. 
Pokok bahasan yang akan dikembangkan adalah :
1.Manusia dengan cinta kasih
2.Manusia dengen keindahan
3.Manusia dengan penderitaan
4.Manusia dengan keadilan
5.Manusia dengan pandangan hidup
6.Manusia dengan harapan

Kedelapan pokok bahasan itu termasuk dalam karya-karya yang tercakup dalam pengetahuan budaya. Perwujudan mengenai cinta, misalnya, terdapat dalam karya sastra, tarian, musik, filsafat, lukisan, patung dan sebagainya. Masing-masing pokok bahasan dapat didekati dengan baik menggunakan cabang-cabang pengetahuan budaya secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan cabang-cabang tersebut. Pokok bahasan manusia dan cinta kasih misalnya, dapat didekati dengan menggunakan karya seni sastra, atau filsafat atau seni tari dan sebaginya. Disamping itu pokok bahasan manusia dan cinta kasih juga dapat didekati dengan menggunakan gabungan karya seni sastra, karya seni tari, atau filsafat dan sebagainya.                                          
Harapan saya setelah belajar Ilmu sosial budaya 
1.Dapat memberikan pengetahuan sosial secara umum dan konsep-konsepnya
2.Dapat meningkatkan rasa kecintaan saya kepada budaya bangsa sendiri
3.Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yang terjadi di sekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikcrjakan sendiri dan mengapa.
4.Kesadaran akan pola-pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari-hari.
5.Keberanian moral untuk mempertahankan nilai-nilai yang dirasakannya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan scbaliknya mcnolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan.

 KEBUDAYAAN


Pengertian Kebudayaan    
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul “Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia sebagai anggota masyarakat. Pada sisi yang agak berbeda,
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1.Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan dihasilkan manusia, yang
meliputi:
b.kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi benda-benda ciptaan manusia,
misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan lain-lain.
c.Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu semua hal yang tidak dapat dilihat
dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu pengetahuan, dan sebagainya.

2.Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif (biologis), melainkan hanya mungkin
diperoleh dengan cara belajar.

3.Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Tanpa masyarakat
kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk kebudayaan. Sebaliknya, tanpa
kebudayaan tidak mungkin manusia (secara individual maupun kelompok) dapat
mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan adalah hampir semua tindakan
manusia dalam kehidupan sehari-hari.
                 
Wujud-Wujud Kebudayaan 
Kebudayaan meliputi semua kebudayaan yang ada dunia, baik yang kecil, sedang, besar, maupun yang kompleks. Menurut konsepnya Malinowski, kebudayaan di dunia ini mempunyai tujuh unsur universal, yaitu bahasa, sistem teknologi, sistem mata pencaharian, organisasi sosial, sistem pengetahuan, religi, dan kesenian .Seluruh unsur itu saling terkait antara yang satu dengan yang lain dan tidak bisa dipisahkan. budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya a tau kultural sistem merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan berdiri sendiri, akan tetapi berkaitan dan menjadi suatu sistem. Dengan demikian, sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan yang diartikan pula adat-istiadat. Adat-istiadat mencakup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut pranata-pranata yang ada di dalam masyarakat yang bersangkutan, termasuk norma agama.
Fungsi Kebudayaan adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui proses pembudayaan atau institutionalization (pelembagaan). Dalam proses ini, individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma, dan peraturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, mula-mula meniru berbagai macam ilmu. Setelah itu menjadi pola yang mantap, dan mengatur apa yang dimilikinya.
   
Terdapat 3 wujud kebudayaan, yaitu 
  1.     gagasan : suatu pola pikir, contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada masyarakat yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau mistis,seperti mempercayai benda benda pusaka, makna motif batik dan lain lainnya
  2.    aktifitas : kegiatan/tindakan  yang di lakukan masyarakat. contoh wujud kebudayaan dari aktifitas pada masyarakat yogyakarta ialah siraman pusaka,labuhan,pemberian sesajen padatempat yang di anggap terdapat sesepuh yang telah tiada, dan lainnya
  3.     hasil budaya : berupa suatu peninggalan,hasil karya/benda/fisik. contoh wujud kebudayaan dari hasil budaya pada masyrakat yogyakarta ialah keraton,alun alun,batik,keris dan lainny
 Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

  •     Gagasan (Wujud ideal)
    Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masnyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  •      Aktivitas (tindakan)
    Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  •      Artefak (karya)
    Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.


Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

  •      Kebudayaan material
    Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  •      Kebudayaan nonmaterial
    Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.                                                                                                

    Contoh kebudayaan pada daerah masing-masing

    Kebudayaan dari segi kesenian


  •      Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyatBetawi yang sering ditampilkan
    dalam pesta-pesta rakyat. Nampaknya ondel-ondel memerankan leluhur atau
    nenek moyang yang senantiasa menjaga anak cucunya atau penduduk suatu
    desa.
    Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya sekitar 2,5 meter dengan
    garis tengah ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan begitu rupa
    sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau
    kedok, dengan rambut kepala dibuat dari ijuk. Wajah ondel-ondel laki-laki 
    biasanya dicat dengan warna merah, sedangkan yang perempuan warna putih.
    Bentuk pertunjukan ini banyak persamaannya dengan yang ada di beberapa
    daerah lain.
    Sebenarnya Ondel-ondel adalah tokoh yang di hilangkan pada sendratari reog 
    versi wengker dari Ponorogo adalah tokoh sepasang mahluk halus dengan
    tubuh raksasa, tetapi karena mengganggu perjalanan Singo Barong. maka
    dikutuklah merka menjadi Burung gagak dan burung merak dalam bentuk
    raksasa pula. Namun pada pemerintahan Batara Katong, tokoh-tokoh yang
    tidak terlalu penting di hilangkan.
    Di dalam kesenian Jathilan jawa tengah di kenal dengan Gendruwon gede, di
    Pasundan dikenal dengan sebutan Badawang, yang sudah ada sejak paska
    perang bubat yang di bawa pejabat sunda yang masih hidup dengan membawa
    Angklung Reyog, sedangkan di Bali lebih dikenal dengan nama Barong
    Landung yang merupakan jenis Barong Bali yang di Bawa raja Airlangga saat
    menyelamatkan diri. Menurut perkiraan jenis pertunjukan itu sudah ada sejak
    sebelum tersebarnya agama Islam di Pulau Jawa.
    Semula ondel-ondel berfungsi sebagai penolak bala atau gangguan roh halus yang
    gentayangan. Dewasa ini ondel-ondel biasanya digunakan untuk menambah
    semarak pesta- pesta rakyat atau untuk penyambutan tamu terhormat, misalnya
    pada peresmian gedung yang baru selesai dibangun. Betapapun derasnya arus
    modernisasi, ondel-ondel masih bertahan dan menjadi penghias wajah kota
    metropolitan Jakarta.


    Makna dari Ondel-Ondel sendiri

    1. Sebagai Penyambutan Kehormatan
    2.Arak-arakan Sunatan / Pernikahan
    3.Penyemarak pesta rakyat 
    4. Sebagai Penghibur dan Karya se